Dongeng Nenek Sihir Terbang

Pedoman untuk mengomentari artikel
Diskusi yang akan terbangun dari komentar Anda seharusnya menjadi sesuatu yang menarik untuk disimak dan diikuti oleh pembaca lain. Kami akan senang membantu Anda dalam menjaga forum myedisi yang menyenangkan dan tempat yang aman untuk berkomunikasi dengan orang lain, jadi silakan mempertimbangkan beberapa panduan sebelum posting komentar.

Praktik Terbaik 
  • Jadilah perhatian dan menghormati sesama pemberi komentar - ini adalah forum publik.
  • Gunakan gaya penulisan standar dan tanda baca untuk membantu orang lain memahami Anda.

Apa yang tidak harus dilakukan
  • Jangan posting senonoh, kata-kata kotor, bahasa kasar, atau meragukan.
  • Komentar tidak melecehkan, menyalahgunakan, atau mengancam keselamatan pribadi orang atau properti, membuat pernyataan palsu, memfitnah, atau meniru orang lain.
  • Jangan posting nomor telepon, email atau surat alamat, atau informasi kartu kredit. (Hal ini membantu melindungi Anda dan info pribadi orang lain).
  • Jangan copy dan posting materi lain, merek dagang, atau hak milik intelektual - itu ilegal, termasuk memotong dan menyisipkan konten dari situs-situs lain (komentar harus pikiran asli Anda sendiri).
  • Posting HTML, virus, atau kode berbahaya lainnya adalah pelanggaran terhadap Persyaratan Layanan myedisi.

Perlu diingat : myedisi berhak untuk menolak atau menghapus komentar yang tidak sesuai dengan pedoman ini atau Persyaratan Layanan dan untuk mengakhiri akun myedisi (termasuk email) untuk pelanggaran. myedisi tidak bertanggung jawab dengan cara apapun atas komentar yang diposting oleh penggunanya.

Dongeng Anak: Melia dan Nenek Sihir

Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?

Dongeng anak hari ini berjudul Melia dan Nenek Sihir.

Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!

----------------------------------------

Baca Juga: Dongeng Anak: Si Topi Terbang

Melia adalah anak yang sombong. Ayahnya meninggal ketika ia masih kecil. Kini ia tinggal berdua dengan ibunya yang menjual kayu bakar. Ibu Melia sangat menyayangi Melia.

Setiap pagi, Melia pergi ke pasar. Jika melihat benda yang ia sukai, Melia sering mencuri. Lalu dengan bangga, ia memamerkan benda itu kepada temantemannya. Teman-teman Melia tak tahu kalau semua benda milik Melia yang dipamerkan itu sebenarnya bukan miliknya. Ibunya pun tak pemah tahu.

Baca Juga: Dongeng Anak: Sapu Terbang Jenny

Hal yang paling ditakuti ibu Melia adalah jika Melia bermain di hutan. Sebab, di hutan itu tinggal seorang nenek sihir yang sangat sakti. Tidak ada anak yang berani masuk ke hutan itu.

Pada suatu hari, Melia tidak mengikuti nasihat ibunya. Ia masuk ke hutan dan bermain sendirian di situ.Tibatiba Melia melihat sebuah gubuk kecil. Sepertinya kosong dan tidak terawat. Melia pun masuk ke dalamnya. Di situ banyak terdapat guci-guci kecil yang sangat indah. Keinginannya untuk mengambil pun muncul. Segera Melia mengambil tiga guci yang bagus-bagus. Akan tetapi, ketika ia akan keluar, jalannya ditutup oleh seorang nenek tua.

Baca Juga: Ada Banyak Rasi Bintang di Langit, Bagaimana Cara Menemukannya, ya? #AkuBacaAkuTahu

"He he he... mau ke mana kamu anak kecil?! He he he..." suara nenek itu sangat parau. Melia sangat ketakutan. "Kau mengambil apa, anak manis?!" suara nenek itu semakin membuat Melia ketakutan. Melia tahu kalau perbuatannya sudah diketahui nenek sihir itu. Maka ia pun mengaku, "Aku... aku mengambil gu... ci... kecil ini..." dengan gemetar Melia mengeluarkan guci yang tadi dicurinya. "Sekarang... bolehkan saya per... pergi... Nek..." suara Melia agak tenang. Ia merasa nenek itu akan mengizinkan pulang.

"He he he... kau telah mencuri guci-guci emasku. Maka kau tidak boleh pulang! Kau harus tinggal di sini bersamaku he he he..." kata nenek sihir.

Baca Juga: WhatsApp di Android Sudah Bisa Fingerprint Lock, Ini Caranya

"Jangan, Nek... Aku mau pulang... huuuu..." Melia menangis memohon.

'Tidak! Kau anak nakal, yang tidak mematuhi perintah ibumu! Kau akan kusihir menjadi guci kecil juga! He he he..." lanjut si nenek sihir sambil mengangkat kedua tangannya.

"Jangaaan...!" teriak Melia. Namun, BLAARRR ... Melia menjadi sebuah guci kecil. Namun guci itu masih bisa bersuara.

Baca Juga: Jangan Lakukan 6 Hal Ini di Pesawat, Bisa Mengganggu Kenyamanan Penumpang Lain

"Neek... kasihan ibuku. Ia hanya tinggal sendirian..." mohon Melia.

Nenek sihir itu akhirnya iba. Rupanya Melia sudah betul-betul jera. Maka nenek sihir itu segera menyihir Melia kembali ke wujud semula.

Melia sangat berterima kasih kepada si nenek. Melia pun berjanji akan mematuhi perintah ibunya, dan tidak mencuri lagi.

Cerita oleh: Devitha Angesti Tyasasih

Baca Juga: Seekor Anjing Chihuahua Setia Menemani Pemilknya Bernyanyi dan Bermain Gitar

Tonton video ini, yuk!

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Belajar Empati dengan Berbagi, SPK Jakarta Nanyang School Kunjungi Panti Asuhan Desa Putera

Dongeng Anak: Nenek Sihir dan Tukang Roti

Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?

Dongeng anak hari ini berjudul Nenek Sihir dan Tukang Roti.

Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!

---------------------------------------------

Baca Juga: Dongeng Anak: Selimut Kunang-Kunang

Pada tahun 1655 di Amerika, tinggal seorang tukang roti bernama Pak Baas dengan istrinya. Roti buatan Pak Baas sangat enak. Sampai-sampai penduduk seberang sungai pun tahu. Hari itu menjelang Tahun Baru. Pak Baas akan membuat roti tahun baru yang lezat untuk dijual.

Seperti biasa, banyak orang berdatangan untuk membeli kue. Tak terasa hari sudah menjelang sore. Pak Baas pun segera menutup tokonya. Namun kemudian datang seorang nenek penyihir berpakaian aneh. Nenek itu berkata,

"Mmm..., permisi... Saya ingin beli kue tahun baru satu lusin " Pak Baas segera mengambilkan kue untuk nenek penyihir itu.

Baca Juga: Dongeng Anak: Cecil si Naga Pemalas

"Ini, Nek, kuenya," kata Pak Baas. Namun si nenek menggerutu,

"Saya kan minta satu lusin. Ini cuma dua belas kue. Saya minta satu lagi."

Pak Baas kemudian menjelaskan, kalau satu lusin itu berjumlah 12 kue. Akan tetapi si nenek penyihir meminta satu kue lagi. Pak Baas jadi jengkel,

Baca Juga: Berjalan Lurus Sulit Dilakukan dengan Mata Tertutup, Apa Sebabnya, ya? #AkuBacaAkuTahu

"Pergilah dari sini! Mintalah kue pada hantu-hantu jahat di luar sana!" usir Pak Baas. Si nenek penyihir merasa marah dan sedih karena tidak mendapat kue tahun baru. Ia pun pergi meninggalkan toko.

Ah... Pak Baas kesal sekali hari ini. Setibanya di rumah ia menceritakan kejadian di took pada istrinya. Ibu Baas hanya tersenyum. Dengan sabar ia berkata, "Sudahlah Pak. Bagaimana kalau tahun baru ini kita sediakan kue lebih untuk para pembeli." Pak Baas cemberut mendengar perkataan istrinya.

"Enak saja. Nanti kita rugi. Pokoknya tidak ada kue lebih untuk mereka!" Wah, pelit sekali Pak Baas!

Baca Juga: Bebek-Bebek Ini Bekerja Menjadi Pembasmi Hama di Kebun Anggur

Esoknya Pak Baas kembali membuat kue dan membuka tokonya. Akan tetapi terjadi hal-hal aneh. Tiba-tiba saja uang Pak Baas dari penjualan kuenya hilang. Tempat memanggang kuenya meledak. Peralatan membuat kuenya juga rusak. Kejadian itu berulang terus sampai akhimya toko kue Pak Baas menjadi rugi. Pak Baas kebingungan. Kemudian ia mengingat-ingat, apakah ia pernah berbuat sesuatu yang membuatnya tertimpa sial.

"Aaaaa.. .jangan-jangan karena perkataanku pada si nenek. Apakah dia itu penyihir?" Tiba-tiba saja terdengar suara tawa halus di dekat Pak Baas.

Baca Juga: Bikin Terharu, Kucing Ini Jadi Ibu Asuh Anak Anjing yang Baru Kehilangan Ibunya

"Hi...hi itulah hukuman dari kami, hantu-hantu Tahun Baru. Akibat kau berlaku tidak baik pada perayaan tahun baru. Sekarang kau harus minta maaf pada penyihir malang itu."

Setelah suara itu menghilang, ternyata si nenek sihir sudah berada di hadapan Pak baas.

Dengan muka cemberut ia berkata, "Aku mau membeli kue tahun baru satu lusin."

Kali ini Pak Baas bergegas mengambilkan 13 kue tahun baru dan berkata,

Baca Juga: Keren, Vending Machine di Jepang Otomatis Mengeluarkan Air Bersih saat Terjadi Bencana

"Nah, ini Nek satu lusin kue tahun baru. Dan maafkan saya, Nek...." Si Nenek mengambil kue sambil tersenyum. Lalu ia berkata pelan,

"Kutukan ku sekarang sudah berakhir... Sekarang berjanjilah padaku, untuk seterusnya satu lusin kue itu akan tetap berjumlah 13!"

Baca Juga: Agar Tidak Mencair, Gletser Es di Swiss Dibungkus dengan Selimut Putih

Pak Baas mengangguk. Sebelum pulang, nenek itu berkata,

"Ingatlah, suatu saat nanti, angka 13 akan menjadi keramat dan menyebar ke seluruh dunia. Dan semua orang akan mengingat aku....hihhi..."

Dan memang sampai sekarang angka 13 sering dianggap keramat oleh orangorang di seluruh dunia.

Diceritakan kembali oleh: Sarah

Baca Juga: Meski Cantik, Fenomena Topi Awan di Gunung Ini Berbahaya

Tonton video ini, yuk!

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Belajar Empati dengan Berbagi, SPK Jakarta Nanyang School Kunjungi Panti Asuhan Desa Putera

Belanja di App banyak untungnya: